Dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional
dan memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.
1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.
6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi Perilaku.
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).
Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara / obat / suplemen yang ditawarkan dengan iming-iming bisa menyembuhkan autisme. Kadang-kadang secara gencar dipromosikan oleh si penjual, ada pula cara-cara mengiklankan diri di televisi / radio / tulisan-tulisan.
Para orang tua harus hati-hati dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan. Sayangnya masih banyak yang terkecoh , dan setelah mengeluarkan banyak uang menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Dengan mengetahui 10 jenis terapi tadi diharapkan para orang tua tidak mudah terkecoh dengan hal yang demikian dan dapat mengetahui jenis terapi apa yang benar-benar efektif bagi buah hatinya.
(HealthDay is the new name for HealthScoutNews.)
Setelah menjalani terapi membaca intensif selama tiga minggu, anak penderita disleksia mulai menunjukkan pola aktivitas otak yang cocok dengan pola pembaca normal. Kemajuannya sangat signifikan dan efektif. Penemuan ini muncul dalam jurnal Neurology tertanggal 22 Juli.
“Kita tahu bahwa otak harus berubah saat belajar sesuatu, tapi untuk melihat sesungguhnya perbedaan kegiatan otak adalah satu hal yang menarik,” ucap Gordon Sherman, direktur eksekutif dari Sekolah Newgrange dan Pusat Kemajuan Pendidikan di Princeton, NJ.
Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang mempengaruhi hingga 15% anak sekolah di Amerika Serikat. Anak dengan disleksia mengalami kesulitan membaca dan mengucapkan kata-kata. Secara khusus, mereka mengalami kesulitan mengerti suara, mengenali arti setiap kata dan pengucapan. Periset mempercayai bahwa kesulitan ini timbul karena anak yang disleksik memproses informasi bahasa dalam area otak yang berbeda dengan manusia tanpa disleksia.
Penelitian terakhir juga menunjukkan peran morfologi dalam disleksia (bagaimana bagian dari sebuah kata menghasilkan arti).
Kajian sekarang didesain untuk membandingkan bagaimana proses morfologis dan fonologis dalam otak bekerja. Fonologi untuk mengetahui hubungan suara dalam satu kata dengan bentuk tertulisnya. Penulis kajian ini pun melihat tipe khusus setiap instruksi yang dihubungkan dengan pola kegiatan otak, seperti yang tampak pada gambar resonansi fungsional magnetis (functional magnetic resonance imaging, fMRI).
Sepuluh anak disleksik dan 11 anak (berusia 11 dan 12 tahun) dengan kemampuan membaca normal melalui proses pemindaian (scanning) fMRI untuk memetakan pola kegiatan otak mereka di saat mereka melaksanakan dua ujian membaca. Di titik ini, anak disleksik menggunakan area otak yang sama untuk memproses bahasa seperti pembaca normal, namun tingkat kegiatannya lebih lemah.
Anak disleksik kemudian melalui terapi fonologis dan morfologis selama tiga minggu. Dengan pendekatan morfologis, sang anak diajarkan untuk mengelompokkan keluarga kata-kata (“bangun” dan “pembangunan”) dan kata-kata yang tidak dalam satu kelompok/keluarga (“tawa” dan “bawa”). Hal ini dijelaskan oleh Todd Richards, profesor radiologi dari Universitas Washington, Seattle. Sementara semua temuan ini menjadi rekomendasi untuk Panel Membaca Nasional, cara menyambung kepingan menjadi satu adalah unik, tambah kajian Virginia Berninger, direktur dan penyelidik utama dari Pusat Ketidakmampuan Belajar di Universitas Washington. Pusat kajian ini dibiayai oleh National Institute of Child Health and Human Development (NICHD).
Selanjutnya, kedua kelompok anak ini kemudian melalui pemindahan otan kedua yang disertai dengan tugas mental. Seperti halnya pemindaian fMRI yang pertama, mereka ditanya tentang dua buah kata dan apakah salah satu huruf dalam kata-kata tersebut ada yang memiliki suara (pengucapan) sama. Mereka juga ditanya apakah pola huruf dalam kata itu menciptakan arti tertentu yang berhubungan.
Pemindaian kedua menunjukkan bahwa pola kegiatan otak anak disleksik menunjukkan kemajuan. “Tidak berarti bahwa dalam tiga minggu Anda bisa mengajar anak disleksik membaca atau berubah total, tapi otak mereka telah berubah secara perlahan,” tegas Sherman. “Dilatih terus untuk mengerti apa yang terjadi pada diri anak disleksik. Dilatih terus untuk menambah kajian yang tuntas dan kemudian menjadi bahan ajaran anak untuk belajar membaca. Semakin awal digunakan, semakin efisien dan baik hasilnya, dan akan berguna untuk seumur hidup si anak.”
Sesungguhnya hasil terapi ini tidak mencerminkan proses penyembuhan, karena tingkat perubahan cukup mengejutkan penulis kajian ini. “Memang ada kemajuan drastis dalam aktivitas otak dalam tiga minggu,” ucap Richards. “Namun saya tidak menekankan hal ini sebagai perkembangan besar.”
Teknik fMRI menjadi satu titik awal riset untuk ketidakmampuan belajar. “Dengan fMRI, kita melihat otak bekerja dalam kerangka pemikiran bahasa,” imbuh Richards.
Satu hari nanti, gambar fMRI akan menolong kasus yang terberat. “Jika kita mendapatkan sekelompok orang disleksik dan melihat satu bagian dari kelompok ini lebih resistan terhadap terapi, kita akan bisa membayangkan bagaimana aktivitas otaknya dan membandingkannya dengan anak lain,” ucap Sherman.
Berninger juga menekankan bahwa hasilnya tidak mencerminkan perbaikan cepat. “Saya menyadari bahwa yang terjadi di dalam otak saat sang anak diajari untuk belajar dan akhirnya saya juga menyadari tentang pengetahuan bahasa dan sistem membaca,” ucap Berninger. “Sekarang bagaimana mengubah pengetahuan yang implementatif. Kami akan berupaya mengajarkan metode ini ke guru, dan harus menyampaikan informasi ini ke luar.”
More information
For more on dyslexia, visit the International Dyslexia Association. For information on the wider field of learning disabilities, visit LDonline.
http://www.ajc.com/health/content/shared-auto/healthnews/dysl/514230.html
Pembelajaran Terpadu
Oleh : Dra. Ririen Wardiani, M.Pd
Disajikan dalam Seminar Guru-Guru SD Se-Nganjuk
A. Pengantar
Di sebuah SD terlihat Hazmi siswa SD kelas IV berjalan setengah kelelahan. Tampak di wajahnya kepenatan. Ibu yang menjemputnya bertanya dijawab oleh Hazmi tak bersemangat. “Aku pusing Bu, tadi Matematika disuruh menghitung pecahan, terus IPA-nya disuruh menghafal istilah-istilah yang aku nggak tahu artinnya. Habis itu Bahasa Indonesia-nya disuruh nulis paragraf” katanya sambil tetap cemberut.
Ilustrasi di atas terjadi pada anak mungkin hampir setiap hari. Anak tidak tahu apa yang diperolehnya di sekolah. Pembelajaran yang terpisah membuat anak menjadi tidak tahu apa yang didapatnya saat belajar. Selama ini pembelajaran di sekolah terutama sekolah dasar cenderung terpisah-pisah sehingga terjadi tumpang tindih konsep antarmata pelajaran. Hal ini disinyalisasi dapat mengacaukan pola pikir siswa.
Untuk mengatasi kondisi yang kacau seperti itu hadirnya sebuah model yang memberikan keterhubungan dan kebermaknaan akan sedikit memberikan solusi. Model pembelajaran yang menawarkan sebuah konsep kesatuan dan kebermaknaan salah satunya adalah pembelajaran terpadu. Dengan mengemas pembelajaran dalam satu format yang terpadu diharapkan dapat menjembatani satu paradigma bahwa belajar adalah satu keasatuan utuh, satu bangunan yang lengkap, bukan onderdil yang terpisah dan berserakan.
Dengan menerapkan model pembelajaran terpadu dengan sendirinya pola ini dapat mengubah pola berpikir siswa yang sebelumnya hanya terkotak-kotak dalam satu bagian menjadi universal. Cara pandang ini menjadikan siswa terasah intelektualnya sehingga menjadi manusia-manusia yang kritis, cerdas dan mumpuni. Pembelajaran akan lebih efektif bila yang dipelajari siswa lebih bermakna, lebih kongkret, dan terkait antarpengetahuan yang diperolehnya. Berikut akan dipaparkan tentang pembelajaran terpadu yang lebih menyenangkan.
B. Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson, 189: 9).
Pembelajaran terpadu sangat memerhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembanganya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran. Dengan adanya pemaduan ini siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intramata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan.
Atas`dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka aplikasi pembelajaran terpadu tampak pada pembelajaran secara tematik.
Berdasarkan uraian di atas dalam konsep pembelajaran terpadu terdapat tiga kata kunci, holistik/utuh, bermakna,dan otentik/nyata.
C. Ciri-ciri
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Pembelajaran berpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3. Belajar melalui pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
D. Model Pembelajaran Terpadu
Bentuk implementasi pembelajaran terpadu ada beberapa model. Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan di antaranya ada dua bentuk implementasi pembelajaran terpadu, yaitu pembelajaran terpadu intrabidang studi dan pembelajaran terpadu antarbidang studi. Pembelajaran terpadu dikatakan intrabidang studi jika yang dipadukan adalah materi-materi dalam satu bidang studi. Dalam bidang studi Bahasa Indonesia, pembelajaran yang memadukan materi membaca, menyimak, berbicara, dan menulis merupakan pembelajaran terpadu intrabidang studi. Pembelajaran antarbidang studi misalanya pembelajaran yang memadukan bidang studi Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Matematika.
Menurut Fogarty (1991) bila ditinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep, keterampilan dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari kesepuluh model pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model yang digunakan di SD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model.
1. Model Hubungan/Model Terkait (Connected model) atau model intrabidang studi
Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus menerus
2. Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed model) atau antarbidang studi
Model pembelajaran ini pada dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan siswa atau sesama guru. Setelah tema disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan antar mata pelajaran. Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa. Keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.
3. Model Terpadu (Integrated model) Model terpadu sempurna
Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan antarmata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran
E. Pembelajaran yang Menyenangkan
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan. Ada tiga kunci pokok dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, yakni Awal yang penuh pesona, inti yang penuh gairah, akhir yang berkesan. Awal yang penuh pesona berkaitan dengan bagaimana kita mengawali pembelajaran dengan memesonakan mereka agar mereka merasa nyaman dan tahu mau dibawa kemana mereka. Kegiatan inti yang penuh gairah bahwa pembelajaran difokuskan pada keaktifan siswa. Mengondisikan agar siswa mengalami, agar siswa melakukan, agar siswa merasakan. Akhirnya setelah pembelajaran selesai siswa sangat berkesan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan suasana menyenangkan tersebut.
1. Awal penuh pesona
Sudahkah kita (guru) membuat mereka (siswa) terpesona?
Pesonakan mereka dengan:
a. Tinggalkan pesan tak lengkap
b. Gunakan gambar kartun
c. Topi materi
d. Awali dengan puisi
e. Teks lagu
f. Meminta siswa menulis hal yang menarik
g. Permaianan salam
h. Mulailah dengan sesuatu yang unik (peluit, bel, potongan lagu, tanda visual)
i. Gunakan tas belanja (sesuai dengan materi)
2. Inti penuh gairah
a. Agar bergairah bagilah siswa dengan pengelompokan cara unik dengan:
1) Ganjil dan genap
2) Kesadaran abjad/ Kesdaran fonemis
3) Pembicaraan manis
4) Jabat tangan
5) Kata kata
6) Sinyal bisu
7) Keluarga bahagia
8) Nyanyian
9) Tukar pasangan
10) Tanya jawab
b. Pilih teknik pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan:
1) Role playing (bermain peran)
2) Talking stick
3) Tebak kata
4) Permainan
3. Akhir yang berkesan
Akhirilah pembelajaran dengan sangat mengesankan dengan:
a. Sediakan 2-3 menit untuk menutup
b. Hening untuk endapkan info
c. Menulis singkat yang dipelajari
d. Membuat ringkasan
e. Mengaitan buka-tutup
f. Buat relevansi
g. Undang siswa untuk berdialog
h. Katakan dengan cepat dan ringkas
i. Menyatakan kembali gagasan dengan kata yang berbeda
j. Membuat pernyataan humor
F. Mengikat Makna
Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa ikatan makna yang dapat disimpul.
1. Tiga kata kunci dasar berpikir pembelajaran terpadu adalah pendekatan holistik, relevan, dan kebermaknaan.
2. Pembelajaran terpadu tampak pada pembelajaran tematik.
3. Tiga bentuk atau model pembelajaran intrabidang studi, antarbidang studi atau perpadu sempurna.
4. Yang lebih penting bagaimana pembelajaran terpadu tersebut menyenangkan dengan rumus 3 kata kunci: Awal penuh pesona, inti penuh gairah,dan akhir yang berkesan.